Rabu, 28 Desember 2011


Emile Durkheim
FAKTA SOSIAL

a. Pengertian Fakta Sosial
Untuk memisahkan sosiologi dari filsafat dan memberinya kejelasan serta identitas tersediri, Durkheim (1895/1982/ menyatakan bahwa pokok bahasan sosiologi haruslah berupa studi atau fakta sosial. Secara singkat, fakta sosial terdiri dari struktur sosial, norma budaya, dan nilai.
Durkheim (1895/1982: 13), menyatakan bahwa “fakta sosial adalah seluruh cara bertindak, baku maupun tidak, yang dapat berlaku pada diri individu sebagai sebuah paksaan eksternal; atau bisa juga dikatakan bahwa fakta sosial adalah seluruh cara bertindak yang umum dipakai suatu masyarakat, dan pada saat yang sama keberadaannya terlepas dari manifestasi-manifestasi individual.”
Kutipan ini menjelaskan bahwa Durkheim memberikan dua definisi untuk fakta sosial agar sosiologi bisa dibedakan dari psikologi. Pertama, fakta sosial adalah pengalaman sebagai sebuah paksaan eksternal dan bukannya dorongan internal. Kedua, fakta sosial umum meliputi seluruh masyarakat dan tidak terikat pada individu partikularapapun.
Durkheim berpendapat bahwa fakta sosial tidak bisa direduksi kepada individu, namun
dipelajari sebagai realitas mereka. Durkheim menyebut fakta sosial dengan istilah Latin sui generis, yang berarti “unik”.
b. Tipe-tipe Fakta Sosial
Fakta Sosial Material dan Nonmaterial
Durkheim membedakan dua tipe ranah fakta sosial, yaitu material dan nonmaterial. Fakta sosial material, seperti gaya arsitektur, bentuk teknologi, dan hukum dan perundang-undangan, relatif mudah dipahami karena keduanya bisa diamati secara langsung. Fakta sosial material seringkali mengekspresikan kekuatan moral yang lebih besar dan kuat yang sama-sama berada di luar individu dan memaksa mereka. Kekuatan moral inilah yang disebut dengan fakta sosial nonmaterial.
Studi Durkheim yang paling penting, dan inti dari sosiologinya, terletak dalam studi fakta sosial nonmaterial ini. Durkheim mengungkapkan: “Tidak semua kesadaran sosial mencapai .... eksternalisasi dan materialisasi” (1897/1951:315). Apa yang saat ini disebut norma dan nilai, atau budaya oleh sosiolog secara umum (Alexander,1988c) adalah contoh yang tepat untuk fakta sosial nonmaterial.
Jenis-jenis Fakta Sosial Nonmaterial

1. Moralitas
Perspektif Durkheim tentang moralitas terdiri dari dua aspek. Pertama, Durkheim yakin bahwa moralitas adalah fakta sosial, dengan kata lain, moralitas bisa dipelajari secara empiris, karena ia berada di luar individu, ia memaksa individu, dan bisa dijelaskan dengan fakta-fakta sosial lain. Artinya, moralitas bukanlah sesuatu yang bisa dipikirkan secara filosofis, namun sesuatu yang mesti dipelajari sebagai fenomena empiris. Kedua, Durkheim dianggap sebagai sosiolog moralitas karena studinya didorong oleh kepeduliannya kepada “kesehatan” moral masyarakat modern.

2. Kesadaran Kolektif
Durkheim mendefinisikan kesadaran kolektif sebagai berikut; “seluruh kepercayaan dan perasaan bersama orang kebanyakan dalam sebuah masyarakat akan membentuk suatu sistem yang tetap yang punya kehidupan sendiri, kita boleh menyebutnya dengan kesadaran kolektif atau kesadaran umum. Ada beberapa hal yang patut dicatat dari definisi ini. Pertama, kesadaran kolektif terdapat dalam kehidupan sebuah masyarakat ketika dia menyebut “keseluruhan” kepercayaan dan sentimen bersama. Kedua, Durkheim memahami kesadaran kolektif sebagai sesuatu terlepas dari dan mampu menciptakan fakta sosial yang lain. Kesadaran kolektif bukan hanya sekedar cerminan dari basis material sebagaimana yang dikemukakan Marx. Ketiga, kesadaran kolektif baru bisa “terwujud” melalui kesadaran-kesadaran individual.

3. Representasi Kolektif
Contoh representasi kolektif adalah simbol agama, mitos, dan legenda populer. Semuanya mempresentasikan kepercayaan, norma, dan nilai kolektif, dan mendorong kita untuk menyesuaikan diri         dengan klaim   kolektif.
Representasi kolektif juga tidak bisa direduksi kepada individu-individu, karena ia muncul dari interaksi sosial, dan hanya bisa dipelajari secara langsung karena cenderung berhubungan dengan simbol material seperti isyarat, ikon, dan gambar .

4. Arus Sosial
Menurut Durkheim, arus sosial merupakan fakta sosial yang tidak menghadirkan diri dalam bentuk yang jelas. Durkheim mencontohkan dengan “dengan luapan semangat, amarah, dan rasa kasihan” yang terbentuk dalam kumpulan publik.

5. Pikiran Kelompok
Durkheim menyatakan bahwa pikiran kolektif sebenarnya adalah kumpulan pikiran individu. Akan tetapi pikiran individual tidak secara mekanis saling bersinggungan dan tertutup satu sama lain. Pikiran-pikiran individual terus-menerus berinteraksi melalui pertukaran simbol: mereka megelompokkan diri berdasarkan hubungan alami mereka, mereka menyusun dan mengatur diri mereka sendiri. Dalam hal ini terbentuklah suatu hal baru yang murni bersifat psikologis, hal yang tak ada bandingannya di dunia biasa.
Fakta Sosial lawan Fakta Individu
Durkheim bertahan pada pendiriannya bahwa fakta sosial itu tidak dapat di reduksikan ke fakta individu, melainkan memiliki eksistensi yang independen pada tingkat sosial. Durkheim dalam melihat gejala sosial, baik dalam satu kelompok kecil atau dalam masyarakat keseluruhannya, akan mempertahankan bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Meskipun karakteristik kelompok mungkin lebih daripada jumlah individu yang meliputi kelompok tersebut, kelompok tidak dapat ad secara terpisah dari anggota-anggota individualnya. 
c. Karakteristik Fakta Sosial
Durkheim mengemukakan dengan tegas tiga karakteristik yang berbeda, yaitu :
1. Gejala sosial bersifat eksternal terhadap individu.
Hampir setiap orang telah mengalami hidup dalam satu situasi sosial baru, mungkin sebagai anggota baru dari satu organisasi, dan merasakan dengan jelas bahwa ada kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma yang sedan di amati yang tidak ditangkap atau dimengertinya secara penuh. Dalam situasi serupa itu, kebiasaan dan norma ini jelas dilihat sebagai sesuatu yang eksternal.
2. Fakta itu memaksa individu.
Jelas bagi Durkheim bahwa individu dipaksa, dibimbing, diyakinkan, didorong atau dengan cara tertentu dipengaruhi oleh berbagai ftipe fakta sosia dalam lingkungan sosialnya. Seperti yang ia katakana bahwa tipe-tipe perilaku atau berfikir ini mempunyai kekuatan memaksa yang karenanya mereka memaksa individu terlepas dari kemauannya sendiri.
3. Fakta itu bersifat umum.
            Fakta tersebar secara meluas dalam suatu masyarakat. Dengan kata lain fakta sosial itu merupakan milik bersama, bukan sifat individu perorangan. Fakta sosial ini benar-benar bersifat kolektif, dan pengaruhnya terhadap individu merupakan hasil dari sifat kolektifnya ini.

Strategi Untuk Menjelaskan Fakta Sosial
            Salah satu prinsip metodologi dasar yang ditekankan Durkhem adalah bahwa fakta sosial harus dijelaskan dalm hubungannya dengan fakta sosial lainnya. Kemungkinan lain yang paling besar untuk menelaskan fakta sosial adalah menghubungkannya dengan gejala individu seperti yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi klasik dan oleh Spencer. Prinsip dasar yang kedua adalah bahwa asal usul suatu gejala sosial dan fungsi-fungsinya merupakan dua masalah yang terpisah.
Sesudah menentukan bahwa penjelasan tentang fakta sosial itu harus dicari di dalam fakta sosial lainnya, Durkheim memberikan strategi tentang perbandingan terkendali sebagai metode yang paling cocok untuk mengembangkan penjelasan kausal dalam sosiologi. Metode perbandingan Durkhem lebih ketat dan terbatas. Pada intinya, metode perbandingan terkaendali itu meliputi klasifikasi silang dari fakta sosial tertentu untuk menentukan sejauh mana mereka berhubungan. Kalau korelasi antara dua himpunan fakta sosial dapat ditunjukkan sebagai valid dalam berbagai macam keadaan, hal ini member satu petunjuk penting bahwa dua tipe fakta itu mungkin berhubungan secara kausal. Artinya, variasi dalam nilai dari satu tipe variable mungkin merupakan sebab dari variasi dalam nilai variable kedua.
By MC Umam


PANTAI PARANGTRITIS
WARNA HIJAU DAN RATU KIDUL
(Bencana & Mistis)


Sejarah nama Parangtritis bisa dibilang cukup menarik. Konon, ada seorang pelarian dari Kerajaan Majapahit bernama Dipokusumo yang melakukan semedi di kawasan ini. Ketika sedang bersemedi, ia melihat air yang menetes (tumaritis) dari celah-celah batu karang (parang). Kemudian ia memberi nama daerah tersebut Parangtritis yang berarti air yang menetes dari batu.
Pantai Parangtritis diyakini merupakan perwujudan dari kesatuan trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Keraton Jogja, dan Pantai Parangtritis itu sendiri. Masyarakat setempat meyakini Pantai Parangtritis merupakan bagian dari daerah kekuasaan Ratu Selatan atau yang dikenal dengan nama Nyai Roro Kidul. Menurut mereka, Nyai Roro Kidul menyukai warna hijau, oleh karena itu wisatawan yang berkunjung ke Parangtritis disarankan tidak memakai baju berwarna hijau. Selain sarat dengan kisah misteri Nyai Roro Kidul, Pantai Parangtritis juga dikisahkan sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga sesaat setelah Panembahan Senopati selesai menjalani pertapaan. Selain terkenal sebagai tempat rekreasi, Parangtritis juga merupakan tempat keramat. Banyak pengunjung yang datang untuk bermeditasi. Pantai ini merupakan salah satu tempat untuk melakukan upacara Labuhan dari Keraton Jogjakarta.
Selain terkenal sebagai tempat rekreasi, parangtritis juga merupakan tempat keramat. Banyak pengunjung yang datang untuk bermeditasi. Pantai ini merupakan salah satu tempat untuk melakukan upacara Labuhan dari Kraton Yogyakarta.
Sering terdengar kabar ada pengunjung pantai selatan hilang terseret ombak. Dan biasanya jenazah bisa ditemukan oleh tim SAR dalam jangka waktu antara dua sampai tiga hari. Dan bahkan tempat ditemukannya jenazah itu berada jauh dari pantai. Bahkan bisa mencapai berkilo-kilo meter.
Dari beberapa kasus yang terjadi, membuat banyak masyarakat lebih percaya pada mitos yang berkembang bahwa penguasa laut selatan Nyi Roro Kidul sering melenyapkan korban yang tidak mematuhi aturan atau kaidah alam.
 Dengan banyaknya mitos-mitos yang berkembang di dalam masyarakat, hampir setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, para pengunjung maupun nelayan setempat melakukan upacara ritual di pantai tersebut. Acara ritual diwarnai pelarungan sesajen dan kembang warna-warni ke laut. Puncak acara ritual biasanya terjadi pada malam 1 Suro, dan dua-tiga hari setelah hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Intinya, nelayan meminta keselamatan dan kemurahan rezeki dari penguasa bumi dan langit.
By MC Umam


Minggu, 25 Desember 2011

Pasar Modern vs Pasar Tradisional

Pada zaman dahulu, masyarakat dalam kegiatan ekonomi khususnya untuk memenuhi kebutuhan, meraka melakukan kegiatan menukar barang atau yang disebut barter. Mereka melakukan barter karena pada zaman dahulu belum ada uang sebagai alat pembelian suatu barang. Mereka melakukan barter ditempat khusus, yang saat ini disebut pasar. Mereka mencari kebutuhan seperti makanan dan lain-lain di tempat yang telah disepakati bersama. Sehingga di tempat tersebut terdapat banyak orang melakukan barter atau pertukaran. Pertukaran ini dilakukan antara orang yang satu dengan yang lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Semakin berjalannya waktu, masyarakat mulai menciptakan uang sebagai alat pembelian dan tempat khusus dibuat untuk tempat transaksi jual beli barang yaitu pasar. Awal mulanya, pasar yang digunakan untuk transaksi masih tradisional. Dan pasar tersebut masih bertahan sampai sekarang. Salah satu ciri dari pasar tradisional yaitu dalam melakukan transaksi antara penjual dan pembeli dilakukan secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar dalam transaksi tersebut. Bangunan terdiri dari kios-kiso atau gerai, los dan dasaran terbuka. Pasar tradisional kebanyakan menjual barang-barang yang dibutuhkan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan, berupa sayur-sayuran, buah, ikan, telur, daging, kain, barang elektronik, jasa dan lain,-lain. Pasar yang sering kita lihat diantaranya yaitu pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang.
Sedangkan untuk pasar modern sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pasar tradisional. Bedanya yaitu dalam pasar modern, antara penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung, harga yang ada sudah tidak bisa ditawar, pasar modern ini biasanya berada di dalam siatu ruangan, dengan sistem pelayanan sendiri (swalayan), seandainya dilayani, yang melayani adalah seorang pramuniaga. Barang-barang yang dijual juga lebih bervariasi jenisnya. Selain barang-barang yang berbentuk makanan, pasar ini juga menjual barang-barang yang sifatnya tahan lama. Sebagai contohnya yaitu seperti Indomart, Alfamart, Matahari, dan lain sebagainya.

Dalam kehidupan ekonomi saat ini, antara pasar tradisional dan pasar modern itu bersaing. Pasar tradisional terus berjuang untuk selalu eksis dalam melayani kebutuhan masyarakat. Dan untuk pasar modern, sekarang sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Masyarakat pada umumnya sekarang sudah mulai meninggalkan pasar tradisional dan lebih memilih pasar modern. Hal ini juga dikarenakan ada beberapa faktor pendukung mengapa masyarakat lebih memilih pasar modern. Kita bisa melihat bersama bahwa para pembeli dalam membeli sebuah barang, mereka juga pasti melihat tempatnya. Apalagi dalam membeli makanan, pada pembeli pasti melihat kebersihan tempatnya.
Nah.....kalo kita perhatikan, Kelebihan dan kekurangan antara keduanya.

1. Harga barang
Harga barang antara di pasar tradisional dan pasar modern memang perbedaannya  sangat signifikan. Harga suatu barang yang ada di pasar tradisional bahkan bisa sepertiga dari harga barang yang sama yang dijual di supermarket, terumata untuk produk-produk segar seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan bumbu-bumbu dapur seperti cabai, bawang, merica, dan lainnya.

2.            Tawar menawar
Seperti yang saya katakan di atas, untuk pasar tradisional, kita bisa menawar harga barang hingga mencapai kesepakatan antara penjual dan pembeli. Jika kita pintar dalam menawar harga barang, kita bisa mendapatkan barang dengan harga yang murah. Sedangkan di pasar modern, kita tidak mungkin bisa menawar harga barang karena sudah dipatok dengan harga pas.

3.            Diskon
Di pasar modern, kita sering menjumpai barang-barang yang di diskon. Ini juga merupakan kelebihan dari pasar modern yang jarang dan mungkin tidak ada di pasar tradisional. Hal ini juga bisa menimbulkan sifat konsumtif karena pembeli dimanjakan dan diiming-imingi dengan diskon yang besar.

4.            Kenyamanan Berbelanja
Dalam hal kenyamanan berbelanja, kita sudah pasti bisa menentukan kalo di pasar modern jauh lebih nyaman dibandingkan dengan pasar tradisional. Berbagai supermarket memiliki area yang luas, bersih, rapi, serta dilengkapi dengan pendingin ruangan. Sedangkan di pasar tradisional memiliki tempat yang tidak begitu luas, sumpek, sesak, dan kadang juga menimbulkan bau yang tidak enak.
5.Kesegaran produk.
    Untuk masalah kesegaran produk seperti sayur-sayuran, buah-buahan itu lebih bisa diandalkan di pasar tradisional karena belum tercampuri dengan bahan-bahan kimia....

       Itulah beberapa kelebihan dan kekurangan antara pasar modern dengan pasar tradisional. Selebihnya terserah anda mau memilih berbelanja dimana.... 
Dan SELAMAT BERBELANJA .............JJJ



Global Warming

            Global warming atau pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan bumi. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPPC) menyimpulkan bahwa sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca akibat dari aktivitas manusia. Matahari merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi atau panas matahari ini. Apabila panas yang berasal dari matahari tidak dapat dipantulkan oleh bumi akibat terperangkap di atmosfer, maka panas tersebut akan mempengaruhi bumi. Apabila panas tersebut sudah terlalu lama, maka akan bisa mengakibatkan melelehnya es yang ada di kutub.
Akibatnya jumlah air laut akan meningkat. Hal ini juga akan berakibat pada meningkatny volume air yang ada. Apabila terus menerus terjadi maka akan terjadi banjir. Selain itu, dengan adanya pemanasan global ini akan mengakibatkan cuaca tidak menentu. Keadaan cuaca yang ada di bumi akan mengalami gangguan. Cuaca yang tidak stabil juga akan berdampak pada hasil pertanian yang ada. Pertanian pastinya bergantung dengan cuaca yang ada. Musim tanam juga disesuaikan dengan cuaca yang ada. Jika cuaca tidak stabil, maka bisa dipastikan hasil pertanian juga akan mengalami penurunan. Selain berdampak pada pertanian, pemanasan global juga akan berdampak pada kesehatan manusia. Dengan adanya pemanasan global, banyak penyakit-penyakit yang muncul, seperti penyakit kulit akibat radiasi yang dipancarkan oleh matahari itu berlebihan. 
Sedangkan untuk di laut, pemanasan global akan berdampak pada musnahnya terumbu karang, ikan-ikan juga akan mati akibat suhu yang ada di laut semakin panas. Hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan lama kelamaan juga akan berkurang, jenis-jenisnya akan menyusut akibat dari kurangnya lahan untuk tempat tinggal mereka, kurangnya bahan makanan yang ada, perubahan musim yang cepat dan tidak menentu, dan siklus kehidupan yang tidak stabil. Efek dari pemanasan global pada saat ini sudah sangat kita rasakan. Seperti yang diuraikan di atas, sekarang di Indonesia sendiri, sudah banyak kasus bencana alam yang diakibatkan oleh pemanasan global ini. Cuaca yang tidak menentu mengakibatkan terkadang hujan, tapi terkadang juga kemarau yang sangat panjang yang memaksa masyarakat bertahan hidup dengan kekurangan air. Dan sekali turun hujan, akan membawa dampak yang buruk yaitu banjir yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Kesadaran masyarakat saat ini kurang dalam hal menjaga lingkungan. Banyak dijumpai sungai-sungai yang seharusnya bersih, tapi dikotori dengan sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat. Selain itu, dengan banyaknya parusahaan-perusahaan yang membuang limbah tidak pada tempat yang semestinya, tidak memperhatikan AMDAL dalam mendirikan perusahaan yang mana pabrik-pabrik juga merupakan penyumbang karbon dioksida yang tidak sedikit. Penggunaan kendaran yang tidak ramah lingkungan juga sangat tinggi dalam menyumbangkan karbon dioksida. Dan hal kecil yang mungkin tidak kita sadari adalah menggunaan parfum yang kita pakai sehari-hari juga pendukung terjadinya pemanasan global.
Pemanasan global terjadi dikarenakan oleh aktivitas manusia dan berdampak pada manusia itu sendiri dan juga lingkungan yang ada. Oleh karena itu, mari kita sebagai manusia harus sadaar dan peduli dengan kelangsungan bumi ini. Bumi ini sudah tua dan perlu kesadaran yang tinggi dari kita sebagai makhluk yang tinggal di bumi. Mulailah dari hal yang kecil, hal yang ada di sekitar kita seperti membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan barang-barang yang tidak ramah lingkungan, menjaga kelestarian hutan, dan lingkungan, memberikan penyuluhan-penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat bahwa perlunya kita untuk selalu menjaga lingkungan kita. Memberikan pendidikan dan pengetahuan yang luas kepada anak-anak kita, adik-adik kita agar selalu peduli dan menjaga kelestarian alam, tidak serakah dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam itu baik, sepanjang kita tetap memperhatikan kesejahteraan lingkungan. Ada take and give kita dan lingkungan. Sehingga harapannya kedepan generasi kita masih bisa menikmati kehidupan yang selaras dengan alam.
By MC Umam